Keterlambatan Gibran Rakabuming di Sidang Raya PGI Jadi Sorotan Warganet
Keterlambatan Wakil Presiden Gibran Rakabuming pada acara Sidang Raya ke-18 Persatuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) di Universitas Kristen Indonesia, Sulawesi Selatan, pada Rabu, 13 November 2024, menarik perhatian warganet. Beberapa pemberitaan menyebutkan bahwa keterlambatan Gibran disebabkan oleh aktivitas membagikan susu, buku, dan peralatan sekolah kepada masyarakat yang menyambut kedatangannya.
Tindakan tersebut mendapat kritik keras dari sejumlah pengguna media sosial, khususnya di platform X. Banyak yang menganggap bahwa peran Gibran sebagai Wakil Presiden terkesan menurun, bahkan ada yang menilai bahwa ia seharusnya tidak melakukan pembagian barang tersebut secara langsung. Salah satu warganet dengan akun @Sac* mencuit, "Downgrade banget ya peranan Wapres yang awalnya adalah untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan presiden sekarang malah jadi tukang susu."
Selain itu, beberapa warganet juga menilai bahwa kegiatan tersebut hanya merupakan bagian dari gimmick politik. "Telat datang acara buat gimmick yang sebetulnya bisa dilakukan setelah selesai acara," tulis akun @wid*. Unggahan ini mendapat banyak tanggapan negatif, dengan lebih dari 14.000 likes di platform X.
Beberapa komentar lebih keras muncul dari warganet yang merasa kecewa dengan tindakan Gibran. "Seolah-olah kalau tidak bagi-bagi susu dan buku di jalanan, negara ini akan runtuh," cuit @ben. Sementara itu, @per* mengkritik pendekatan konvensional yang dianggap tidak sesuai dengan posisi strategis seorang Wakil Presiden, "Tugas bagi-bagi gini bisa lu serahin ke staff. Inilah hasil doktrin kerja-kerja ala Mulyono."
Gibran Rakabuming sendiri telah mengungkapkan permohonan maaf atas keterlambatannya dalam acara tersebut. Dalam keterangannya, Gibran menjelaskan bahwa ia harus menyapa warga yang menyambutnya di Bandara Sultan Hasanuddin International Airport, dan dalam perjalanan menuju acara, ia juga merasa tidak sopan jika tidak turun untuk membagikan susu dan buku.
"Saya harus turun dari mobil untuk membagikan susu, buku, dan beberapa alat-alat sekolah," ujar Gibran. Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para pendeta atas keterlambatannya dan berterima kasih atas undangan yang diberikan sejak ia masih berstatus calon wakil presiden.
Kendati demikian, langkah Gibran ini terus menuai kritik dari berbagai kalangan, yang menilai bahwa peran seorang Wakil Presiden seharusnya lebih fokus pada tugas-tugas strategis, bukan kegiatan teknis yang bisa diserahkan kepada staf.(*)