Kondisi rumput Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, kembali mendapat kritikan. Kali ini, kritik datang dari striker Tim Nasional Jepang, Takumi Minamino.
Minamino menilai kondisi rumput lapangan Stadion GBK tidak merata. "Ini tidak merata, ada beberapa bagian yang agak lunak, ada yang memantul dan saya merasa akan terjadi sesuatu jika saya melakukan tembakan," ujar Takumi Minamino sebagaimana dikutip dari media Jepang, Gekisaka, pada Jumat (15/11/2024).
Kritikan tersebut disampaikan menjelang laga Timnas Jepang yang akan menantang Timnas Indonesia di laga kelima Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Komentar Minamino menjadi perbincangan hangat di media sosial. Banyak warganet yang turut mengkritisi kondisi rumput tersebut.
"Ini beritanya bagus apa buruk? 😭 Pemain Jepang Minamino curhat setelah latihan di GBK kata dia rumput lapangannya tidak rata, sebagian yang bagus ada juga yang gak bagus," ujar @aseprivva di X.
"Rumput GBK jelek itu, jangankan buat diinjak & dirasakan, biar tahu kualitas rumputnya, sapi aja lihat rumputnya milih puasa bjrit. Dengan mata telanjang aja dah ketahuan. Kasus udah berkali-kali terjadi sampai ada video sidak-sidak, belum selesai juga. Mamam tuh Minamino sampai ngomong," kritik @andikamalreza.
Menanggapi kritikan tersebut, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menilai kualitas rumput di Stadion Utama Gelora Bung Karno sudah baik. Ia menyebut kedalaman akar rumputnya sudah mencapai 15 cm.
"Kemarin saya cek, bagus. Tinggal ya kita pastikan pada nanti permainan memang rumputnya kuat. Karena kan kedalaman daripada akarnya sudah mencapai 15 cm. Nah itu mesti yang kuat, tetapi kembali ya kita lihat nanti. Yang penting hasilnya dulu," kata Erick kepada wartawan di Kementerian BUMN, Jumat (15/11/2024).
Meski demikian, Erick juga menyatakan bahwa rumput GBK bukan milik PSSI, melainkan milik pihak GBK yang disewa oleh PSSI. Namun, ia berharap setiap lapangan yang digunakan Timnas Indonesia harus memenuhi standar internasional.
"Kita berharap, setiap lapangan yang tim nasional akan bermain, berkewajiban, pemilik fasilitas harus punya standar internasional. Kalau tidak ya kita mencari opsi-opsi lain," tegas Erick.(*)