Sri Mulyani Laporkan Data Kemiskinan dan Pengangguran Indonesia Per Agustus 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa tingkat kemiskinan Indonesia per Agustus 2024 tercatat sebesar 9,03%, dengan jumlah orang miskin sebanyak 25,22 juta jiwa. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan tahun 2019, yang mana tingkat kemiskinan berada di angka 9,41% dengan jumlah orang miskin sebanyak 25,14 juta.
Meskipun persentasenya mengalami penurunan, Sri Mulyani mengonfirmasi bahwa jumlah orang miskin justru bertambah sekitar 80.000 orang pada 2024, jika dibandingkan dengan 2019. Ia menjelaskan bahwa kenaikan jumlah penduduk Indonesia selama periode 2019-2024 menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan jumlah orang miskin, meski persentase kemiskinan menurun.
“Kalau dilihat jumlah orangnya memang 25,22 juta karena dari 2019-2024 terjadi pertumbuhan penduduk Indonesia. Tapi dari persentase kita mengalami penurunan tingkat kemiskinan,” ujar Sri Mulyani saat rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI pada Rabu, 13 November 2024.
Selain itu, Sri Mulyani juga melaporkan mengenai rasio gini Indonesia yang tercatat sebesar 0,379 pada Agustus 2024. Rasio ini menurun dibandingkan dengan level pada masa pandemi Covid-19 di 2019 yang tercatat sebesar 0,382. “Ini menurun dibandingkan situasi pandemi atau bahkan sebelum pandemi, rasio gini kita sudah membaik,” terang Sri Mulyani.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan juga melaporkan data mengenai pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia. TPT per Agustus 2024 tercatat sebesar 4,91%, turun dari level sebelum pandemi Covid-19 yang berada di angka 5,23% pada 2019. Meski demikian, jumlah pengangguran meningkat menjadi 7,5 juta orang per Agustus 2024, dibandingkan dengan 7,1 juta orang pada 2019.
“Tingkat pengangguran sekarang di bawah 5%, 4,91%. Ini adalah angka tren cukup baik, pasca-pandemi tingkat pengangguran sempat 7,07% sekarang sudah turun di bawah 5% artinya sudah di bawah pre-pandemi level di 5,23% di 2019,” tambah Sri Mulyani.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah pengangguran Indonesia hingga Agustus 2024 mencapai 7,47 juta orang, dengan penurunan sebanyak 390 ribu orang dibandingkan periode sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan Februari 2024, jumlah pengangguran justru meningkat sebanyak 270 ribu orang.
Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa peningkatan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepanjang 2024 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kenaikan TPT pada Februari 2024. "Ada peningkatan dari pekerja setengah pengangguran," kata Amalia dalam konferensi pers di kantornya pada 5 November 2024.
Data ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbaikan dalam beberapa indikator ekonomi, tantangan kemiskinan dan pengangguran masih menjadi masalah yang perlu perhatian serius dari pemerintah.(*)