Pihak Sudirman Said telah berkonsultasi dengan KPU Jakarta soal rencananya maju ke Pilgub DKI 2024 dari jalur perseorangan atau independen. Menurut Sudirman, pihak yang berkonsultasi itu adalah relawan dari komunitas yang ingin dirinya maju.
"Ada sejumlah tokoh dan komunitas yang sudah lama meminta saya mempertimbangkan untuk ikut serta dalam Pilkada di Jateng maupun di DKJ. Mereka melakukan berbagai inisiatif, antara lain menjajaki persyaratan bila maju melalui jalur perseorangan," kata Sudirman, Jumat (10/5).
Untuk bisa maju lewat jalur independen, ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh Sudirman. Salah satunya adalah mengumpulkan dukungan dari 618 ribu warga Jakarta yang tersebar di minimal 4 kabupaten/kota dalam bentuk fotokopi KTP.
Lantas, seberapa serius Sudirman Said maju di Pilgub DKI Jakarta 2024? Apa saja yang ia tawarkan untuk DKI? Simak obrolannya bersama kumparan berikut ini:
Seberapa serius Anda akan maju sebagai cagub Daerah Khusus Jakarta (DKJ):
Kontestasi politik bagi saya adalah agenda publik, bukan agenda pribadi. Jadi maju-tidaknya akan tergantung kehendak publik. Sebagai warga negara yang baik, tidak ada salahnya bersiap memenuhi panggilan tugas melayani publik, sepanjang syarat-syarat dan kapasitas tersedia.
Anda didorong maju lewat jalur independen/perseorangan. Seberapa yakin bisa menang lewat jalur ini?
Jalur independen memang lebih banyak tantangannya, tetapi ini juga jalur yang disediakan oleh konstitusi. Sebagian komunitas yang memiliki aspirasi agar saya maju mungkin tengah menjajaki jalur independen, kita liat kemungkinannya nanti. Saya harus menghormati inisiatif mereka.
Di luar ini, saya juga berkomunikasi dengan para pimpinan partai politik yang sudah cukup lama meminta saya mempertimbangkan untuk maju menjadi calon kepala daerah.
Apa modal Anda maju sebagai cagub?
Saya enggak bisa mengeklaim punya modal apa. Tapi trust publik akan menjadi modal yang utama. Hal-hal lain akan menjadi kerja kolektif dari rekan rekan yang memiliki aspirasi. Kita akan menempuh proses ini secara alamiah saja.
Di Pilpres, Anda adalah salah satu co-captain Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Apakah Anda maju didukung Anies?
Pilpres kan sudah selesai. Selama dua dekade saya banyak membantu Mas Anies dalam berbagai perjuangan politik. Setelah Pilpres selesai, setiap orang bebas memilih jalur perjuangan berikutnya. Yang harus dijaga adalah kelurusan niat dan arah untuk semata-mata berkhidmat pada kepentingan publik, bukan mengejar target-target pribadi.
Banyak yang memperkirakan Anies akan maju sebagai cagub Jakarta karena surveinya paling tinggi. Anda siap berhadapan dengan Anies? Kalau begitu, berarti Anda pecah kongsi dengan Anies?
Tidak harus dalam pengertian pecah kongsi. Tugas membantu Mas Anies di Pilpres sudah selesai. Masing-masing pribadi kan boleh meneruskan agenda perjuangan. Saya akan meneruskan jalan saya menjadi pelayan publik. Jalannya kan banyak, bisa melalui pemerintahan atau gerakan civil society seperti yang selama ini dijalani. Melayani publik itu harus dilandasi semangat berlomba-lomba dalam kebaikan, bukan bertempur merebut kedudukan.
Apa yang akan anda bawa dan usung untuk maju sebagai cagub Jakarta?
UU DKJ memberi mandat sebagai kota ekonomi berskala global. Walau ibu kota akan pindah pada waktunya, suatu transisi yang terencana harus dilakukan. Perlu ada roadmap yang disepakati oleh seluruh stakeholders utama, perlu dukungan komunitas global, tapi juga perlu menjaga mengentaskan kelompok masyarakat marginal.
Jakarta perlu ditata dengan pendekatan teknokratik yang kuat. Bila kita mau undang investor berskala besar, mereka membutuhkan tata kelola dan pemerintahan yang bersih.
Beberapa pengalaman terlibat dalam reformasi kelembagaan berskala besar, termasuk membangun kembali Aceh dan Nias pasca-tsunami, menata kementerian ESDM, dan memimpin Tim Sinkronisasi Gubernur terpilih di 2017 bisa jadi referensi.
Yang juga penting, karena Jakarta akan mengalami transisi fundamental, sebaiknya Gubernur mendatang bukan orang yang punya aspirasi maju ke Pilpres 2029 agar bisa fokus bekerja benar benar menata kota. Jangan sampai Jakarta terus menerus jadi batu loncatan karier politik.
Pilpres 2024 jadi pemilu paling brutal. Money politics jadi faktor penting. Bagaimana Anda menghadapi potensi praktik money politics di Pilkada DKI?
Tiap pemilu dan tiap masa ada konteks dan tantangannya sendiri. Risiko money politics pasti ada, tapi warga Jakarta mungkin saja akan belajar dan bersikap rasional dengan memilih pemimpin yang mereka percaya memiliki kompetensi dan kapasitas untuk mengelola tantangan dan potensi yang ada. Kita berpikir positif dan harus berikhtiar mengajak warga melakukan pilihan yang rasional.
Seberapa strategis posisi Gubernur Jakarta dalam percaturan politik 5-10 tahun ke depan? Apa yang Anda bawa dan usung?
Bila semua syarat terpenuhi, dan bila partai-partai memberikan dukungan, masyarakat memberi kepercayaan saya akan membantu pemimpin nasional mewujudkan visi Jakarta sebagai kota ekonomi, kota global yang membanggakan.
Pegangannya ya UU DKJ dengan segala turunannya. Jakarta harus dibangun sebagai role model bagi kota-kota lain di Indonesia, karena pada tahun 2045 masyarakat yang akan hidup di kota mencapai 65 hingga 70 persen. Kota yang baik harus menyiapkan hunian yang sehat, sarana transportasi publik, energi dan air, pasokan pangan yang cukup, hingga ruang interaksi warga. Apa yang sudah dihasilkan para pendahulu bisa kita tingkatkan.