Jakarta - Partai Demokrat blak-blakan ogah mempertimbangkan untuk mengusung eks Gubernur DKI Anies Baswedan maju lagi di Pilkada DKI Jakarta 2024. Apakah Anies bisa dipastikan mendapat tiket pencalonan yang cukup dari parpol sehingga bakal kembali berhadap-hadapan dengan Partai Demokrat seperti pada 2017 silam?
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan sejumlah nama untuk Pilkada Jakarta. Herzaky mengatakan dari sejumlah sosok yang didalami, nama eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tak termasuk di dalamnya.
"Jakarta ini strategis. Jadi barometer banyak hal. Berpengaruh bagi banyak daerah, kita maunya yang jadi pemimpin Jakarta, benar-benar memikirkan dan peduli dengan warga Jakarta. Fokus mengurus Jakarta bukan sekadar menjaga nama tetap jadi perhatian publik ataupun meningkatkan popularitas untuk 2029," kata Herzaky dalam keterangan tertulisnya, Jumat (24/5/2024).
Herzaky mengatakan hingga saat ini nama Anies tidak masuk radar Partai Demokrat.
"Anies? Tidak. Tidak masuk radar kami," imbuhnya.
Pecah Kongsi Anies dan AHY di Pilpres 2024
Konflik antara Partai Demokrat dan Anies muncul usai Ketua Umum (Ketum) PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) diputuskan menjadi cawapres Anies. Saat itu, Demokrat mengungkapkan fakta di balik layar berisi surat Anies telah memutuskan Ketum Partai Demokrat Agus Harimutri Yudhoyono (AHY) sebagai pasangannya di Pilpres 2024.
Tak terima dengan keputusan Anies bersama dua partai pengusungnya, NasDem dan PKS, Partai Demokrat akhirnya meninggalkan Koalisi Perubahan itu. Sebagai gantinya, PKB masuk ke koalisi mengusung paslon Anies-Cak Imin di Pilpres 2024.
"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan; pengkhianatan terhadap piagam koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol; juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh capres Anies Baswedan, yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," kata Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/8/2023) lalu.
Riefky menyampaikan sebelum terbongkar duet Anies-Cak Imin, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuliskan surat untuk AHY. Isi surat itu meminta AHY agar menjadi cawapres Anies.
"Inti surat tersebut ialah untuk meminta secara resmi agar Ketum AHY bersedia menjadi cawapresnya," ujar Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya, Kamis (31/8).
Riefky mengatakan surat Anies ke AHY itu dikirim dalam bentuk tulisan tangan yang ditandatangani. Surat itu diterima 25 Agustus.
Berikut ini surat Anies ke AHY:
Mas AHY Yth
Semoga dalam keadaan sehat, tetap produktif dan selalu dalam kesehatannya.
Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024.
Teriring salam hormat.
AHY pun mengakui kekalahannya dalam konferensi pers di Wisma Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/2/2017) silam.
AHY menyatakan dia menerima kekalahan ini dengan sikap kesatria dan lapang dada dan mengucapkan selamat ke pesaingnya. Ucapan selamat itu juga disampaikan lewat sambungan telepon.
PD Pertimbangkan Budi Djiwandono, RK hingga Sudirman Said di Pilgub DKI 2024
Herzaky mengatakan pihaknya mempertimbangkan nama dari eksternal partai untuk diusung, seperti Waketum Partai Gerindra Budi Djiwandono, eks Menteri ESDM Sudirman Said, hingga Waketum Golkar sekaligus eks Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
"Kalau eksternal, kami lihat Budi Djiwandono dari Gerindra, anggota DPR RI dari Kaltim. (Budi) sukses pimpin Tim Bravo TKN pas Pilpres 2024 lalu. Kita juga mencermati Ridwan Kamil Golkar, kuat ini Jakarta kalau beliau mau maju di sini. Lalu, ada Pak Sudirman Said, beliau ini sangat kompeten leadership, manajerial, kompetensi teknisnya," ujar Herzaky, Jumat (24/5/2024).
Herzaky mengatakan nama-nama yang tengah dipertimbangkan berasal dari internal dan eksternal Partai Demokrat. Untuk pihak internal, ada nama mantan Bupati Lebak Iti Jayabaya, mantan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana hingga anggota DPRD Provinsi Jakarta Ali Suharli.
"Kalau dari dalam, ada beberapa nama. Di antaranya Teh Iti Jayabaya mantan Bupati Lebak, Teh Cellica Nurrachadiana mantan Bupati Karawang dari srikandi Demokrat. Ali Suharli, anak muda anggota DPRD Provinsi Jakarta. Dan beberapa nama lainnya," katanya.
(fca/fca)