Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Bos Pertamina Ungkap Sumber Baru Pengganti Bensin, Gak Perlu Impor!



Jakarta, PT Pertamina (Persero) membeberkan jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) bisa menjadi salah satu cara untuk menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mana hingga saat ini kebutuhan Indonesia terhadap BBM masih sepertiganya dipenuhi dari impor.

Hal itu seperti yang dikatakan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati. Nicke mengungkapkan upaya mengurangi impor BBM dilakukan dengan meningkatkan ketahanan energi, keterjangkauan energi, aksesibilitas energi, hingga keberlanjutan energi.

Salah satu cara yang didorong oleh perseroan, kata Nicke, bisa melalui pengembangan program bioenergi seperti biodiesel, biogasoline, dan bioavtur.

"Dan kami yakin masih banyak potensi keberlanjutan di Indonesia, kami dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, bio gasoline, bahan bakar penerbangan berkelanjutan, dan juga carbon offsetting seperti natural base solution dan CCUS," ujar Nicke dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convex, di ICE BSD, Tangerang Selatan, Selasa (14/5/2024).

SSaat ini Pertamina mendorong penggunaan bahan bakar berbasis nabati untuk jenis bahan bakar diesel melalui pencampuran antara BBM dengan bahan bakar basis sawit sebesar 35% (B35). Adapun pencampuran olahan sawit dengan BBM tersebut akan terus dikembangkan hingga B60 atau pencampuran bahan bakar sawit sebesar 60% pada BBM.

"Salah satu program prioritas kami adalah biofuel. Kami mulai dengan B35 saat ini dan kami akan menambahkan pencampuran hingga B60. Dan dari B25 sebenarnya kita sudah mengurangi emisi karbon sekitar 32,7 juta ton CO2 per tahun jadi kita akan tambah lagi hingga B60 sesuai dengan kebijakan energi nasional," jelasnya.

Untuk jenis biogasoline, lanjut Nicke, pihaknya saat tengah mengembangkan campuran bioetanol atau bahan bakar basis tetes tebu (molase) dengan BBM. Saat ini, perusahaan telah menjual secara komersial BBM dengan campuran bioetanol sebesar 5% (E5) yakni pada produk BBM Pertamax Green 95.

Kelak, bioetanol akan mencapai E40 atau pencampuran hingga 40% pada BBM. "Bioetanol, sekarang kita mulai dari bahan bakar non subsidi dengan nama E5 dan E7 Pertamax Green 92 dan 94 dan kita akan tambahkan blendingnya hingga E40 untuk semua bahan bakar," bebernya.

Selain itu, pihaknya juga saat ini sudah mulai memproduksi bahan bakar penerbangan melalui SAF (Sustainable Aviation Fuel) dengan mencampurkan bioavtur basis sawit sebesar 2,4% pada bahan bakar pesawat.

"Hal ini juga mematuhi kebijakan energi nasional dan kami akan memproduksi dan sudah mulai memproduksi SAF dengan 2,4% pencampuran CPO dengan bensin dan juga avtur kami," tandasnya.

(pgr/pgr)

Sumber berita / artikel asli : CNBC Indonesia


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2024 - Muslimtrend.com | All Right Reserved