Jakarta - Sekretaris TKN Prabowo-Gibran Nusron Wahid berbicara tentang sikap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terhadap Presiden Jokowi dan wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka. Bagi Nusron, Hasto terjebak dalam penyesalan, sehingga berlaku tak adil.
Mulanya Nusron berbicara tentang hubungannya dengan Hasto. Dia menuturkan Hasto adalah rekannya ketika awal masuk ke DPR pada 2004. Ketua DPP Golkar itu mengingat Hasto sebagai orang yang terkesan intelek.
"Itu teman saya masuk DPR pertama, Komisi VI. Oo... anaknya pinter, intelek, ngomongnya sistematis, tampak intelek karena pakai kacamata," kata Nusron dalam podcast Total Politik yang dikutip detikcom, Rabu (24/4/2024).
Setelah bicara hubungannya dengan Hasto, Nusron lalu membahas sikap kolega parlemennya itu terkait Pemilu 2024. Bagi Nusron, serangan-serangan Hasto kepada Jokowi dan Gibran tak lain tak bukan adalah menampakkan penyesalan semata.
"Itu sesungguhnya menyesal, tapi menggunakan kamuflase bahasa lain. Dia menyesal kenapa kita nggak ngikutin maunya Pak Jokowi," ujarnya.
Indikasi penyesalan, kata Nusron, adalah serangan-serangan Hasto yang berfokus hanya pada Jokowi dan keluarganya, bahkan sampai mengibaratkan Gibran seperti sopir truk yang menabrak Gerbang Tol Halim beberapa waktu lalu. Nusron berharap Hasto berdamai dengan Jokowi dan Gibran.
"Karena itu, mumpung ini di bulan Syawal yang baik, sudahlah Mas Hasto, ya kan, janganlah karena, kalau kata Al-Qurannya itu, janganlah karena kebencian terhadap seseorang itu, kamu berlaku tidak adil," tutur Nusron.
"Jadi ya harus adil. Jangan ya apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi semua salah, apa yang dilakukan oleh Mas Gibran salah, ya karena penyesalan," imbuhnya.
Nusron berharap Hasto memanfaatkan momentum bulan Syawal untuk menyambung silaturahmi dengan Jokowi dan Gibran. Dia berharap ada pertemuan antara Hasto dan Gibran.
"Perkara nggak mau gabung di pemerintahan, nggak apa-apa, tapi yang penting kan silaturahmi nggak boleh putus, apalagi sudah mau sowan kepada Bu Mega jangan dihambat," ujar Nusron.
Megawati Sebagai Ibu Bangsa
Nusron juga menilai saat ini timbul kesan ada yang berupaya menghambat pertemuan Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Nusron yakin Megawati bersedia bertemu dengan Jokowi, namun ada kesan dihambat oleh orang-orang dekatnya.
"Bu Mega itu wong apik, atine jembar, ngemong anak, kabeh dianggap anake Bu Mega, Bu Mega itu, kalau dulu Gus Dur Bapak Bangsa, Bu Mega itu Ibu Bangsa, Simboke Bangsa Indonesia," ujar Nusron.
"(Bu Mega) pasti bersedia (bertemu Pak Jokowi, red), cuma nggak ada yang mau menyampaikan, karena apa? Lingkarannya dipenuhi oleh yang dipenuhi rasa kebencian itu tadi, sehingga berlaku tidak adil," imbuhnya.
Nusron mengkritik pernyataan Hasto yang mengatakan ingin Jokowi bertemu anak ranting PDIP itu untuk bisa menemui Megawati. Bagi Nusron, seharusnya Jokowi dan Megawati tak boleh dijauhkan.
"Nggak mungkin Bu Mega itu mau negaranya hancur, beliau sangat mencintai bangsa ini," kata Nusron.
(tor/rdp)