Jakarta, Komoditas pertambangan dan perkebunan tidak bisa lagi jadi andalan pemerintah untuk menambah pundi-pundi kas negara. Hal ini mengingat harga batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO) serta lainnya tak lagi tinggi.
Buktinya, selama kuartal I-2024, setoran penerimaan negara bukan pajak atau PNBP masih mampu tumbuh karena ditopang oleh setoran dividen dari BUMN.
Setoran PNBP hingga akhir Maret 2024 terealisasi Rp 156,7 triliun atau naik 10% dibanding realisasi pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 142,5 triliun. Sri Mulyani menganggap, kinerja penerimaan ini baik namun tetap harus diwaspadai karena komponennya banyak yang turun.
"Ini naik 10%, cukup baik tapi harus hati-hati karena kalau dari komponen PNBP dari SDA migas dan non migas terlihat koreksi," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN edisi April 2024 di kantornya, Jakarta, akhir pekanlalu.
Setoran SDA migas telah terkontraksi 18% dari Rp 31,3 triliun hanya menjadi Rp 25,7 triliun, sedangkan setoran PNBP SDA non migas anjlok sebesar 36.7% dari sebelumnya senilai Rp 44 triliun menjadi hanya sebesar Rp 27,8 triliun karena melandainya harga batu bara dan volume produksinya.
PNBP lainnya terkontraksi 4,4% dari Rp 44,4 triliun menjadi hanya Rp 42,4 triliun, sedangkan setoran dari badan layanan umum atau BLU juga terkontraksi atau turun sebesar 1,9% dari Rp 18,2 triliun menjadi hanya Rp 17,9 triliun.
Setoran PNBP yang tumbuh hanya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (KND), termasuk di dalamnya setoran dividen BUMN. Setoran KND tumbuh 833,5% dari sebelumnya Rp 4,6 triliun menjadi sebesar Rp 42,9 triliun.
"Itu terutama yang memberikan kontribusi melonjaknya PNBP kita dari kekayaan negara yang dipisahkan Rp 42,9 triliun, melonjak dibandingkan tahun lalu yang Rp 4,6 triliun, ini karena dividen yang dibayar Maret lalu," tutur Sri Mulyani.
(mij/mij)