Seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Senin (11/3/2024), seruan itu disampaikan Raja Salman dalam pesannya di awal bulan suci Ramadan. Berbicara sebagai penjaga dua situs paling suci umat Muslim, Raja Salman mengucapkan terima kasih atas "berkah yang diberikan kepada Kerajaan Arab Saudi".
Namun Raja Salman juga menyebut bahwa perang yang berkecamuk di Jalur Gaza akan membayangi ibadah puasa dan salat selama bulan suci Ramadan.
Dia kemudian menekankan tugas masyarakat internasional untuk menghentikan "kejahatan brutal" yang dilakukan terhadap warga Palestina, termasuk di Jalur Gaza.
"Sangat menyedihkan bagi kita bahwa datangnya bulan Ramadan tahun ini bertepatan dengan serangan-serangan yang sedang berlangsung yang dialami oleh saudara-saudara kita di Palestina," ucap Raja Salman dalam pernyataannya pada Minggu (10/3) waktu setempat, seperti dikutip Saudi Press Agency (SPA).
"Kita menekankan perlunya komunitas internasional memikul tanggung jawab untuk menghentikan kejahatan brutal ini dan memberikan bantuan kemanusiaan dan koridor pemulihan," cetusnya.
SPA sebelumnya melaporkan bahwa Ramadan akan dimulai pada Senin (11/3) waktu setempat di Saudi, setelah hilal terlihat di kerajaan tersebut.
Jalur Gaza kini berada di tengah krisis kemanusiaan yang meningkat setelah perang berbulan-bulan yang dipicu serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Rentetan serangan Israel dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 31.045 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, di Jalur Gaza.
Sekitar 72.654 orang lainnya mengalami luka-luka di wilayah tersebut.
Kelompok-kelompok kemanusiaan melaporkan hanya sebagian kecil dari pasokan yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar kemanusiaan, yang diperbolehkan masuk ke Jalur Gaza sejak Israel menempatkan wilayah itu di bawah pengepungan total.
(nvc/idh)