Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Gangster Kuasai 1 Negara, PM Mundur-Negara Tetangga Turun Gunung

 


Jakarta, Kondisi Haiti makin mencekam. Kekerasan geng telah menjerumuskan negara Karibia itu dalam kekacauan baru selama sepekan ini.

Layanan publik di negeri itu hancur. Banyak orang mengungsi, belum lagi mayat-mayat berserakan di jalanan.

Dalam update Selasa, Perdana Menteri (PM) Ariel Henry dilaporkan mengundurkan diri. Pemimpin yang berada di luar negeri sejak kerusuhan terbaru terjadi itu mengumumkan pengunduran dirinya sebagai bentuk "pengorbanan yang terlalu besar untuk tanah air".

"Pemerintahan yang saya pimpin tidak bisa tetap tidak peka terhadap situasi ini," kata Henry dalam pidatonya, dikutip AFP, Rabu (13/3/2024).

"Pemerintahannya menyetujui pembentukan dewan transisi presiden dan bahwa dia akan mengundurkan diri ketika dewan tersebut dilantik," tegasnya lagi.

Resign-nya Henry memang dituntut oleh geng-geng sebelumnya. Ini pulalah yang membuat mereka melancarkan serangkaian serangan terhadap kantor polisi, penjara dan infrastruktur lain.

Sebelumnya, Henry tetap berkuasa di Haiti sejak pembunuhan presiden Jovenel Moise pada tahun 2021. Namun Haiti sendiri memang tak pernah melakukan Pemilu baru sejak 2016.

Kekerasan geng-geng bersenjata merupakan hal lama yang terjadi di Haiti dan "mendarah daging". Ini membuat negara itu menjadi negara termiskin di Belahan Barat dunia.

Henry memang diketahui sedang berada di Nairobi, untuk melobi penempatan polisi multinasional yang dipimpin Kenya. Serangan geng-geng itu disebut AFP telah dilakukan secara terkoordinasi untuk menyingkirkan Henry, membuat Kenya pun membatalkan pengiriman polisi ke sana.

"Tanpa pemerintahan politik di Haiti, tidak ada jangkar yang bisa menjadi sandaran penempatan polisi," kata Sekretaris Utama Urusan Luar Negeri Kenya Korir Sing'oei.

Namun dalam update terbaru Rabu ini, Kenya disebut telah mengambil langkah maju untuk mengirimkan polisi sebagai bagian dari misi internasional, yang sebagian besar didanai oleh Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Ini untuk memulihkan ketertiban.

AS dikatakan telah menyuarakan optimisme bahwa misi tersebut akan terus berjalan. Apalagi. setelah pemerintahan baru terbentuk.

Meski demikian sejumlah pengamat menilai menyingkirkan Henry dan mencari solusi politik saja tidak secara otomatis menyelesaikan krisis keamanan akut di Haiti. Negeri itu masih bisa terjerumus ke dalam "mimpi buruk terburuk" komunitas internasional jika seorang pemimpin geng merebut istana presiden.

"Para pemimpin politik tanpa legitimasi dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut," ujar kepala staf dan penasihat senior di Wilson Center di Washington, Eddy Acevedo.

"Kepolisian nasional yang masih baru - yang dipandang oleh Amerika Serikat sebagai kunci stabilitas di masa depan - berpotensi meletakkan senjata jika pasukan tersebut merasa tidak mendapat dukungan yang kuat," tambahnya.

"Transisi ini benar-benar sebuah langkah besar dan tidak terduga dan, sejujurnya, jika bukan karena krisis keamanan, hal ini mungkin tidak akan terjadi," kata wakil presiden program Amerika Latin di Institut Perdamaian AS dan mantan diplomat AS, Leith Mines.

"Saya pikir hal ini membuka banyak kemungkinan baru, namun kemungkinan-kemungkinan tersebut masih harus dikelola dengan sangat hati-hati dan harus didukung secara tegas oleh komunitas internasional, khususnya AS," ujarnya.

(sef/sef)

Sumber berita / artikel asli : CNBC Indonesia 





Baca Juga

Post a Comment

0 Comments
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2024 - Muslimtrend.com | All Right Reserved