Petahana Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa tampaknya harus tetap waspada menghadapi Pilgub 2024 mendatang. Meski paling dijagokan menang, tingkat elektabilitas Khofifah masih di bawah 50 persen.
Merujuk hasil survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) untuk simulasi tiga nama, tingkat elektabilitas Khofifah baru di angka 47,2 persen. Sementara posisi kedua dan ketiga diisi Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin 21,5 persen, dan Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma 19,7 persen.
Ketua Umum Jaringan Gawagis (Jaga) Nusantara, KH Zahrul Azhar Azumta alias Gus Hans menyatakan elektabilitas tak sampai 50 persen untuk petahana masih rawan dikalahkan.
"Incumbent harusnya di atas 50 persen. Kalau tidak salah, dulu Pakde Karwo (Soekarwo) di atas 60 persen," kata Gus Hans di Surabaya, dikutip Kantor Berita RMOLJatim, Jumat (29/3).
Apalagi di bursa Cagub Jatim, saat ini muncul nama Cak Imin. Selain tokoh nasional, partai yang dipimpinnya menjadi pemenang di Jatim hasil Pileg 2024.
Gus Hans juga menyambut positif munculnya nama Cak Imin, karena membuat Pilgub Jatim 2024 akan lebih dinamis.
“Untuk Mas Muhaimin yang ramai disebut-sebut bakal maju, baguslah agar bisa mewarnai Pilgub Jatim. Saya ucapkan selamat kepada Mas Muhaimin yang bisa membawa PKB menambah kursi di Jatim,” ungkap Gus Hans.
“Ini berarti ada coattail effect dari pencalonannya sebagai cawapres. Dia berhasil membawa PKB lebih dari yang dipikirkan sebelumnya oleh orang-orang,” sambungnya.
Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Queen Al Azhar Darul Ulum Jombang itu juga menegaskan, semua kandidat masih mempunyai peluang yang sama untuk menang, terlebih elektabilitas Khofifah sebagai petahana belum menyentuh 50 persen.
“Jika elektabilitas seorang incumbent masih di bawah 50 persen, kinerjanya dipertanyakan. Mungkin masyarakat juga belum tahu apa yang sudah dilakukan. Jadi, ada potensi masih bisa dikalahkan. Saya nggak ngomong untuk Jatim saja, tapi secara umum untuk provinsi lainnya juga,” pungkasnya.