"Jadi kita kalau munas sesuai dengan aturan kan Desember. Dan bahwa ada yang mau maju itu haknya kader, tapi belum tentu 4, bisa lebih. Ya mau maju kan bebas, yang sekarang diam juga pasti ada," kata Mekeng saat dihubungi, Sabtu (9/3/20234).
Menurutnya caketum nanti tak hanya bisa diisi oleh senior Golkar. Dia menyebut caketum itu harus mengumpulkan seperti suara dari DPD se-Indonesia.
"Jadi ya itu mungkin yang mungkin dianggap senior. Tapi kan yang setengah senior juga banyak punya keinginan, yang punya kapasitas juga. Jadi itu sih prediksi aja itu. Itu kan baru bakal calon. calon itu bisa masuk ke dalam arena munas jadi seorang calon itu harus mengumpulkan minimum sepertiga dari DPD. DPD itu 514 ya," katanya.
"Kalau sepertiga berarti cuma bisa 3 orang ya kalau menurut matematika. Bisa juga cuma 2, katakanlah 1 orang 60 persen, yang satunya 40 persen. Atau cuma 1 kalau aklamasi," tambahnya.
Kemudian, saat ditanya siapa yang paling berpotensi, Mekeng berbicara soal pencapaian Airlangga Hartarto yang dalam suara sementara di Pileg bisa meraih suara yang cukup melesat.
"Kalau cuma ngomong asal juga bisa, tapi kan kita harus realistis, untuk mendapatkan sepertiga itu tidak mudah. Effortnya harus kuat. Apalagi melawan katakan incumbent, kan Pak Airlangga itu incumbent, perolehan kursinya bertambah, kalau melawan dia pasti akan berhadapan dengan daerah-daerah yang merasa puas dengan capaian hasil, effortnya harus kuat," katanya.
"Ya semua ujungnya pasti perolehan pemilu, kalau lebih dari kursi sekarang pasti mereka merasanya ini capaiannya Airlangga, walaupun orang nilai bukan kerja dia sendiri, tapi dia kan komandannya," tambahnya.
Bursa Caketum Golkar
Bamsoet sebelumnya mengungkap ada empat nama yang disebutnya masuk bursa caketum partai. Bamsoet mengatakan namanya juga masuk bursa tersebut.
"Setidaknya santer empat suara yang muncul di permukaan yang akan bertarung di forum Munas tahun ini," kata Bamsoet di gedung MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (8/3).
Bamsoet menyebutkan empat nama itu ialah dirinya, Ketum Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita.
"Ada Pak Airlangga, kemudian ada Pak Agus Gumiwang, kemudian ada Pak Bahlil, dan ada saya," kata Bamsoet.
(azh/dhn)