JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, terus menjadi buah bibir berkat pernyataan kontroversialnya.
Belum lama ini, Erick Thohir menyebut bahwa Vietnam ingin belajar konsep food estate dari Indonesia.
Pernyataan ini menciptakan perbincangan di kalangan publik. Sejumlah pihak menanggapi dengan beragam pandangan.
Tidak sedikit yang beranggapan hal itu merupakan tamparan bagi Indonesia, mengingat food estate merupakan salah satu program yang gagal.
Seperti Pendukung Ganjar-Mahfud, Ferdinand Hutahaean, dia mengaku pernyataan Erick Thohir tersebut agak lain untuk dicerna.
"Saya pikir itu agak terlalu lucu yah. Bagi saya itu adalah lelucon belaka," kata Ferdinand kepada fajar.co.id, Selasa (6/2/2024).
Menurut Ferdinand, terdapat suatu keganjalan jika benar Vietnam ingin belajar bertani atau mengolah pangan di Indonesia.
"Agak aneh bagi saya kalau Vietnam mau belajar bertani ke Indonesia," Ferdinand menuturkan.
Tambahnya, fakta dan data menunjukkan Indonesia merupakan salah satu pengimpor pangan terbesar bagi Vietnam.
"Fakta dan data menunjukkan, Indonesia itu dari Vietnam mengimpor beras, juga mengimpor singkong. Jadi bagaimana mungkin ceritanya Vietnam mau belajar menanam singkong ke Indonesia, sementara saja kita impor dari mereka," lanjut Ferdinand.
Menganggap pernyataan Erick Thohir merupakan lelucon, Ferdinand menilai, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PSSI itu seperti ingin menjadi pelawak.
"Saya pikir Menteri BUMN ini pengen jadi pelawak atau mungkin jadi stand up komedi, tapi tidak lucu, sangat janggal," tukasnya.
Politkus PDIP itu mengatakan, dirinya tidak percaya jika Vietnam ingin belajar menanam singkong dengan Indonesia.
"Saya tidak percaya kalau Vietnam mau belajar menanam singkong ke Indonesia. Karena faktanya, kita itu adalah importir singkong dari Vietnam," imbuhnya.
Diungkapkan Ferdinand, Indonesia memiliki program lumbung pangan yang dinamai food estate. Hanya saja, tidak sesuai dengan harapan.
"Kita juga, food estate kita gagal, jadi apa yang mau dipelajari dari Indonesia," tandasnya.
Ferdinand bilang, jika benar Vietnam ingin datang belajar ke Indonesia, kemungkinan ingin belajar penyebab kegagalan food estate.
Dengan begitu, jika kembali ke Vietnam, kata Ferdinand, mereka tidak mengulangi kesalahan yang dilakukan Indonesia.
"Kalaupun Vietnam mau datang belajar, mungkin mereka mau belajar kenapa Indonesia gagal. Supaya mereka tidak juga mengalami kegagalan-kegagalan seperti yang dilakukan oleh pejabat-pejabat Indonesia. Mungkin itu yang mereka pelajari," timpalnya.
"Jadi mereka mau lihat, di mana kebodohan pejabat Indonesia itu supaya pejabat Vietnam tidak meniru kebodohan yang ada," pungkasnya.
Seperti diketahui, awalnya food estate diidentifikasi sebagai lahan untuk menanam singkong.
Namun, belakangan, terjadi pergeseran fokus tanaman, dan dilakukan panen jagung di lahan tersebut, mengundang keraguan terkait konsistensi program tersebut.
Program food estate menjadi fokus perdebatan, mencerminkan dinamika perpolitikan dan perhatian publik terhadap kebijakan pembangunan nasional.
Pernyataan kontroversial Erick Thohir ini menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan konsisten dalam menjelaskan kebijakan pemerintah, serta peran opini publik dalam membentuk pandangan terhadap implementasi program-program tersebut.
Erick Thohir mengungkapkan, Vietnam telah menyampaikan keinginan untuk mengadopsi program food estate yang ada di Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Erick dalam acara "PESTA KITA, Memilih Masa Depan" pada Sabtu, (3/1/2024) lalu.
Erick menjelaskan, Vietnam sudah mencapai swasembada pangan, dan food estate yang akan mereka bangun memiliki perbedaan dengan yang ada di Indonesia.
Proyek food estate di Vietnam akan mencakup 1 juta hektare lahan padi bersih yang ditanam secara organik.
Menurut Erick, keberadaan food estate di Indonesia dianggap sebagai keharusan.
Proyek ini diharapkan dapat menghasilkan beragam komoditas pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Pernyataan Erick Thohir ini memberikan gambaran lebih lanjut tentang konsep food estate sebagai model pertanian yang diadopsi oleh negara lain.
Hal ini juga mencerminkan upaya kerjasama dan pertukaran pengalaman di bidang pertanian antara Indonesia dan Vietnam. (muhsin/fajar)
Sumber berita / artikel asli : FAJAR