“Ada miskom yang membuat Banser dan GP Ansor emosi,” kata ketua penyelenggara kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah, Abu Rozan kepada Tempo, Jumat 23 Februari 2024.
Sementara itu, Ustaz Syafiq Riza Basalamah melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @syafiqrizabasalamah_official pada Kamis, 22 Februari 2024 turut mengunggah foto surat keberatan dari GP Ansor. Dalam surat tersebut tercantum sejumlah alasan mereka keberatan dengan diselenggarakannya kajian Ustaz Riza Basalamah.
Alasan pertama adalah karena ceramah Ustaz Syafiq Riza dianggap bersifat provokatif dan adu domba. Kemudian alasan kedua karena ceramahnya dianggap cenderung menimbulkan ujaran kebencian dan dapat memecah belah kerukunan umat islam khususnya di wilayah kecamatan Gunung Anyar.
“Kami bukan anti pengajian yang diselenggarakan siapapun, kapanpun, dimanapun sangat dianjurkan namun kami sangat keberatan kertas atas dakwah Syafiq Riza Hasan Basalamah yang menimbulkan keresahan pada masyarakat kita,” tulis surat GP Ansor.
Di sisi lain, Sekretaris PC GP Ansor Kota Surabaya, Rizam Syafiq menjelaskan kericuhan bermula dari sikap GP Ansor yang melayangkan surat keberatan atas kehadiran Ustaz Syafiq Riza Basalamah. Alasannya karena penceramah tersebut dianggap telah banyak menyerang amaliyah Nahdatul Ulama (NU).
“Misal terkait berdzikir dianggap nyanyi rame-rame oleh Syafiq Basalamah,” jelas Rizam dalam keterangan yang diunggah Instagram @gpansor.Surabaya, dikutip Jumat, 23 Februari 2024.
Meski begitu, ormas Islam tersebut tidak langsung membubarkan kajian begitu saja. Sebelum acara dimulai, tepatnya pada Kamis pagi, 22 Februari 2024, mereka mengklaim telah mengadakan musyawarah dengan panitia penyelenggara.
Hasil musyawarah menyepakati untuk meniadakan kajian Ustadz Syafiq Riza demi menjaga kondusifitas wilayah. “Masyarakat Kota Surabaya terkenal majemuk dan heterogen. Jelas kami menolak penceramah yang dikit-dikit mengatakan sesat, bidah dan menyalahkan amaliyah NU,” jelas Rizam.
Selain kesepakatan pembubaran kajian, pihak GP Ansor pun meminta panitia untuk membuat meme yang mengumumkan pembatalan acara agar informasinya dapat disampaikan kepada jamaah. Sayangnya, hingga sore hari panitia tidak mematuhi kesepakatan tersebut.
Lebih lanjut, Rizam menjelaskan bahwa keributan terjadi saat jelang Magrib. Penyebabnya karena anggota GP Ansor dan Banser yang berada di lokasi ingin melaksanakan salat, namun ditolak masuk oleh panitia.
“Sahabat Ansor Banser ingin masuk dan melaksanakan sholat jamaah namun ditolak dan diusir oleh panitia. Dan bahkan terjadi pemukulan seperti video yang beredar,” ungkapnya.
Setelah salat maghrib, tiba-tiba panitia mengumumkan melalui pengeras suara masjid bahwa kajian tetap akan berlanjut. Pengumuman tersebut kemudian menyulut ketegangan di antara kedua kelompok.
“Sahabat Ansor Banser mencoba masuk masjid untuk menanyakan iktikad baik dari takmir masjid dan Yayasan, namun beberapa jamaah tiba-tiba dari belakang memukul ketua PAC GP Ansor Rungkut, sahabat Lukman dan langsung dilerai oleh sahabat banser lainnya,” jelas Rizam.
Rizam juga membantah narasi yang menyebutkan bahwa Ansor dan Banser telah membubarkan kajian Ustaz Syafiq Riza Basalamah. Menurut dia, kesepakatan pembubaran kajian tersebut adalah kesepakatan bersama antara GP Ansor dan pihak panitia. Tapi ternyata, panitia justru malah mengingkari perjanjian.
Pihak GP Ansor pun telah melaporkan insiden kekerasan ke Polrestabes Surabaya. Hal itu dilakukan karena empat anggoata Banser menjadi korban kekerasan dalam kericuhan yang terjadi.
“Bukti video sudah jelas yang melakukan kekerasan awalnya mereka. Dan kami tidak sedikitpun mundur untuk tetap mengawal dakwah Islam yang rahmatan lil alamin tanpa ujaran-ujaran kebencian,” ujar Rizam.
RIZKI DEWI AYU