Jakarta, Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 yang tinggal dua hari lagi atau Rabu (14/2/2024), peta kekuatan dan dukungan partai setiap pasangan calon (paslon) semakin tergambarkan.
Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bersatu untuk mengusung calon presiden (capres) Anies Baswedan dan cawapres Muhaimin Iskandar pada pemilihan presiden (pilpres) kali ini. Pertanyaannya, mampukah koalisi ini membawa pasangan Anies-Muhaimin meraih kemenangan di Pilpres 2024?
Salah satu yang menjadi sorotan publik terkait dengan Elektabilitas Anies yang terus menanjak, menciptakan catatan yang mengesankan. Berdasarkan berbagai survei, elektabilitas Anies berada di kisaran 13-27%, seperti yang dicatat oleh CNBC Indonesia pada 1 Agustus 2023.
Namun, data per 28 Januari 2024 menunjukkan bahwa pasangan Anies-Cak Imin (AMIN) telah memperoleh kenaikan dukungan yang signifikan, berkisar antara 18-27%, terlihat adanya kenaikan dari batas bawah dari hasil survei pasangan ini.
Berdasarkan hasil 6 polling terbaru, pasangan Anies - Cak Imin memiliki suara dengan batas bawah yang lebih tinggi lagi dengan kisaran 22-27%. Dari enam data survei, hanya terdapat 1 survei yang menempatkan Anies - Cak Imin di posisi ke-3 sedangkan sisanya berada di peringkat ke-2.
Meskipun dukungan untuk pasangan Anies-Cak Imin pada November 2023 terbilang tipis, posisi mereka terus meningkat seiring dengan performa positif masa kampanye. Kenaikan ini didorong oleh konsistensi pasangan ini dalam menyuarakan perubahan dan keberpihakan sebagai oposisi, sehingga menarik simpati dari berbagai lapisan masyarakat.
Keberhasilan koalisi AMIN juga didukung oleh dukungan kuat dari wilayah Indonesia Timur. Pasangan ini telah menyuarakan tekadnya untuk menguasai suara di wilayah tersebut, sesuai dengan prestasi partai pengusung yang telah mendominasi beberapa provinsi di Indonesia Timur. Visi "Indonesia Adil Makmur untuk Semua" yang diusung oleh pasangan ini pun mendapat tanggapan positif, memperkuat elektabilitas mereka dengan menjanjikan pemerataan pembangunan. Salah satu ide konkret adalah tekad membangun 40 kota selevel Jakarta di berbagai wilayah di Indonesia.
Penggabungan suara antara PKB dan Nasdem pada Pemilu 2019 membuktikan kekuatan politiknya, terutama di wilayah Papua. Gabungan suara keduanya mencapai 41,68%, dengan Nasdem mendominasi dengan 544,8 ribu suara dan PKB dengan 267,2 ribu suara.
PKB, dengan basis kekuatan di Jawa Timur, diharapkan dapat menyumbangkan suara signifikan dari wilayah tersebut. Sementara PKS diharapkan mendapatkan dukungan kuat dari Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Fenomena menarik terjadi pada peningkatan suara NasDem, terutama dari wilayah Indonesia Timur. Partai ini berhasil memenangkan empat provinsi di wilayah tersebut pada Pemilu 2019, menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dari tahun sebelumnya.
Data Pileg DPR RI 2019 mencatat bahwa PKB berada di posisi ketiga dengan perolehan 13,4 juta suara, NasDem di posisi keempat dengan 12,1 juta suara, dan PKS di posisi kelima dengan 11,3 juta suara. Peningkatan suara NasDem tanpa mengusung capres menunjukkan daya tarik partai ini secara independen.
Dengan dukungan PKB dan PKS, koalisi Nasdem semakin memperkuat posisinya. Namun, perlu dicatat bahwa suara partai dalam Pileg tidak selalu mencerminkan dukungan pemilih dalam pilpres, karena anggota partai tidak diwajibkan memilih sesuai pilihan partai.
Selain itu, data yang dapat diperhatikan berupa dukungan suara dari setiap daerah pemilihan untuk dapat melihat peta kekuatan koalisi pendukung Anies - Cak Imin. Berikut rekap hasil pemilu legislatif dari PKB, PKS, dan Nasdem tiap dapil dari pemilu 2019:
Peta kekuatan politik menjelang Pemilu 2024 dapat berubah mengingat adanya pergeseran pandangan dan pertambahan jumlah pemilih. Oleh karena itu, dinamika politik dalam dua hari mendatang akan menjadi penentu akhir dari perjalanan panjang kampanye ini. Semua mata tertuju pada Rabu (14/2/2024), di mana rakyat Indonesia akan menentukan arah masa depan negara ini melalui hak suaranya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sumber berita / artikel asli : CNBC Indonesia