Ketua Bawaslu Kota Padang, Eris Nanda, mengaku pihaknya berhasil menghentikan pembagian sembako oleh beberapa Caleg itu. Saat ini penelusuran awal sudah dilakukan Bawaslu Kota Padang.
"Kita ada temuan beberapa tempat yang ada pembagian sembako. Tapi itu berhasil tidak didistribusikan. Sementara ini karena temuan, kita sudah melakukan penelusuran awal," kata Eris saat ditemui detikSumut di gudang KPU Kota Padang, Selasa (13/2/2024).
Terkait sanksi yang akan diberikan, Eris mengaku akan memberikan sanksi pada Caleg tersebut setelah adanya kajian pleno. Untuk saat ini sanksi belum diberikan.
"Penetapan sanksinya nanti. Setelah melakukan kajian, nanti akan diplenokan. Sehingga menjadi barang bukti bersalah atau tidaknya," ungkapnya.
"Caleg yang membagi sembako itu ada beberapa tingkatan (DPRD Kota, DPRD Provinsi dan DPR RI). Namun karena ini tidak laporan, kami perlu melakukan penelusuran awal untuk mencari bukti dari saksi. Sementara saat ini baru kami temukan di salah satu kecamatan,"sambungnya.
Eris enggan menyebut sosok caleg dan di kecamatan mana temuan itu. Kalau terbukti bersalah terkait pembagian sembako, caleg tersebut terancam hukuman tiga tahun penjara dan denda Rp 36 juta.
Sementara Eris juga meminta masyarakat Kota Padang juga tidak terbuai dengan 'serangan fajar' atau pembagian sembako saat akan menggunakan hak pilihnya esok hari di TPS.
"Untuk pencegahan (serangan fajar). Kita minta untuk pemilih untuk merekam dan ramai-ramai datang ke TPS. Agar mempersempit ruang aktor politik uang itu. (Namun kalau mereka berhasil politik uang) Silakan tunjukkan bukti berupa foto atau rekaman suara dan video. Agar kita cepat proses,"tutupnya.
(nkm/nkm)
