Video yang menyinggung konspirasi dan kecurangan Pilpres 2024 itu dinilai Qodari sebagai fitnah.
Qodari menerangkan, video itu telah dipotong dan diedit dengan tujuan melakukan framing melakukan kecurangan.
Qodari mengatakan bahwa hasil Pilpres 2024 ini merupakan murni suara rakyat tidak ada unsur rekayasa seperti dituduhkan oleh pihak-pihak yang kalah.
"Semua pilihan ini adalah real dari masyarakat gitu loh. Ini klarifikasi aja ya, karena ini saya kan di-frame melakukan kecurangan atau menjadi bagian dari kecurangan itu," ujar Qodari dalam keterangannya, Sabtu (24/2).
"Kalau misalnya betul-betul ini kecurangan ngapain itu Anies-Muhaimin saya kasih angka 27 persen, sementara rata-ratanya 24 persen kayak sekarang, tanggung amat jadi tanggal 5 Januari itu harusnya saya sudah ngomong 24 persen supaya tambah yakin. Jadi ini hanya kebetulan, sejarah saja," imbuhnya.
Dijelaskan Qodari, video presentasinya tersebut telah kehilangan konteks karena dipotong-potong dan dilakukan editing oleh oknum dengan tujuan menyebarkan hoax.
"Nah itulah, jadi karena ini dipotong-potong akhirnya kehilangan konteks," papar Qodari.
Qodari menilai selama ini sejumlah analisis, teori dan prediksinya selalu mendekati kenyataan seperti halnya prediksi pilpres sekali putaran.
Sehingga, Qodari menduga pihak yang menuduhnya curang itu melakukan otak-atik data seakan-akan melakukan konspirasi.
"Jadi kenapa saya dituding konspirasi dalam acara tanggal 5 Januari itu karena saya biasanya ngomong itu kejadian, padahal sebetulnya itu bukan konspirasi sama sekali," ungkapnya.
"Jadi istilahnya mereka itu otak-atik gatuk mengkait-kaitkan dua data atas peristiwa yang sebenarnya nggak ada hubungannya," tukas Qodari.