Sejumlah tokoh bangsa mendeklarasikan penolakan terhadap proses Pemilu 2024 yang dituding penuh kecurangan.
Deklarasi dipimpin oleh mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin dan disebut melibatkan sebanyak 100 tokoh bangsa yang dikemas dalam 'Gerakan Pemilu Bersih'.
Deklarasi tersebut dilakukan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Rabu (21/2). Menurut Din Syamsuddin, acara ini juga mendapat dukungan dari Wapres ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla.
“Gerakan Pemilu Bersih diprakarsai oleh banyak tokoh, tak terkecuali Pak Jusuf Kalla,” kata Din kepada wartawan.
Sejumlah tokoh hadir dalam deklarasi ini, di antaranya Jenderal TNI (Purn) Fachrur Razi, mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI (Purn) Soenarko, pakar telematika Roy Suryo, mantan Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu dan lainnya.
Said Didu yang juga dikenal sebagai sosok kritis dalam menyikapi permasalahan bangsa memposting acara tersebut dalam akun media X pribadinya @msaid_didu, Rabu (21/2). Postingan Said Didu juga disertai beberapa foto acara tersebut.
“Seruan dan sikap 100 Tokoh: 1) Pilpres 2024 terjadi kecurangan Terstruktur, Sistimatis, dan Massif 2) menolak hasil Pilpres 2024 3) beri sanksi hukum dab etik kpd pelanggar 4) mendukung DPR melakukan hak angket 5) menolak penyelesaian kecurangan Pilpres melalui MK,” tulisnya.
Cuitan itu mengundang pro kontra dari warganet. Salah satu tokoh yang kontra mengomentari cuitan tersebut adalah Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah.
Dengan sopan dan bercanda, Fahri yang kini berada di kubu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nyinyiri cuitan Said Didu.
“Boleh becanda bang, 1. Jumlah 100 orang itu gak sampai 1 TPS. 2. Terjadi penggelembungan suara di TPS abang…nampak di gambar. 3. Apa lagi…(dengan emoticon maaf dan tertawa),” tulis Fahri dalam akun media X pribadinya @Fahrihmazah.
Lagi-lagi cuitan komentar Fahri ini pun mengundang banyak tanggapan dari warganet.