Jakarta - Komentar Ketum Srikandi Partai Demokrat (PD), Annisa Pohan, ketika merespons netizen di Instagram yang menyinggung soal pindah dan malu menjadi viral di media sosial. Annisa membalas dengan mengungkit soal etika.
Komentar Annisa Pohan ketika merespons salah satu netizen ini viral dan dijadikan video-video di TikTok. Dilihat detikcom, Kamis (25/1/2024), komentar Annisa itu telah disukai sebanyak 6.160 kali per pukul 15.53 WIB. Adapun Annisa Pohan menjawab netizen yang menyebut masih ada kesempatan untuk pindah sembari menyinggung soal malu.
Dalam balasannya, Annisa Pohan menegaskan yang seharusnya malu adalah orang yang tidak menjalankan komitmen yang sudah diucapkan. Annisa Pohan juga menyinggung seseorang yang berbohong di depan eks Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Yang malu itu yg sudah berkomitmen kemudian tidak dijalankan. Yang malu itu ketika berbohong dengan jelas di depan Pak SBY dan AHY langsung. Yang malu itu adalah ketika ngomong beretika sedangkan dirinya tidak beretika," kata Annisa Pohan.
Annisa mengatakan, ada fitnah terhadap Demokrat dengan memutarbalikkan fakta. Dia juga mengultimatum bahwa Demokrat bakal membuka fakta sesungguhnya ke hadapan publik apabila terus-terusan diserang.
"Tapi kalau follower dan buzzer mereka selalu menyerang kami dan memutarbalikkan fakta menjadi kami yang salah. Jangan kaget kalau kami buka kondisi sesungguhnya yang belum publik ketahui. Kami sudah sangat sabar dan baik," lanjutnya.
Penjelasan Demokrat
Kepala BPOKK Demokrat Herman Khaeron mengatakan pihak yang dimaksud telah menjadi rahasia umum. Dia menyebut pihak itu merupakan salah satu capres yang meninggalkan Demokrat saat berkoalisi.
"Saya kira sudah menjadi rahasia umum bahwa ada peserta pilpres yang saat ini selalu bicara etika sebenarnya tidak pantas bicara tentang etika, dan buzzer-buzzernya selalu membalikkan fakta. Capres tersebut tanpa ada perasaan dan sepatah kata apa pun ketika meninggalkan Partai Demokrat, serta begitu saja meninggalkan demokrat dengan kata-kata manis dan janji-janji yang telah disampaikanya. Bahkan pernah bicara atas nama ibunya," kata Herman.
Sementara itu, Kepala Bakomstra DPP Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan pihaknya memegang penuh komitmen dan tidak mengingkari kesepakatan awal.
"Menurut saya ini sangat baik dan positif ya, bagaimana kita bisa saling mengingatkan satu sama lain. Memang ini jalan politik yang ditempuh oleh Demokrat. Kita memegang teguh komitmen, janji, integritas, tidak mengingkari apa yang sudah menjadi kesepakatan awal," kata Herzaky.
"Inilah yang namanya politik beretika sepenuhnya. Wajar jika banyak yang geregetan, melihat ada pihak-pihak bicara berbusa-busa seakan-akan beretika dan kemudian malah mengkritisi etika pihak lain padahal dirinyalah yang terbukti tidak punya komitmen, mengingkari perjanjian, mengingkari kesepakatan dan malah bermain di belakang dengan pihak lain," lanjutnya.
Menurut Herzaky, pihak yang membicarakan etika justru mengkritik di luar pemerintahan meski ada kader yang berada di kabinet. Dia menyarankan pihak tersebut agar mundur dari kabinet apabila memiliki etika.
"Apalagi kita bicara mengenai etika bagaimana partai yang ada kadernya menjadi anggota dari kabinet dan pemerintahan tetapi tanpa etika mengkritisi habis-habisan kebijakannya di luar hanya untuk mendapatkan keuntungan elektoral," kata Herzaky.
"Kalau punya etika tentunya tahu, sampaikan kritik lah di dalam, karena kan namanya juga pembantu dari pimpinan atau presiden. Atau, kalau emang benar merasa tidak meyakini dan menyepakati apa yang sudah menjadi program dari pemerintah setelah 9 tahun bersama, ya silakan keluar dari kabinet. Itu jauh lebih beretika. Inilah yang kami sangat sayangkan," lanjut dia.
(fca/gbr)