Surabaya, Presiden Joko Widodo memerintahkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menaikkan anggaran riset sebelum pergantian presiden.
Jokowi belajar dari kunjungannya ke Amerika Serikat dan Vietnam. Dia melihat dua negara itu sangat memberi perhatian terhadap penelitian dan para peneliti.
"Pak Nadiem, anggarannya diperbesar. Enggak apa-apa dimulai tahun ini. Nanti kan sudah ganti presiden, tetapi dimulai itu yang gede. Jadi, presiden yang akan datang pasti mau tidak mau melanjutkan," kata Jokowi pada pembukaan Konvensi Kampus XXIX dan Temu Tahunan Forum Rektor Indonesia di Surabaya, Senin (15/1).
Jokowi mengatakan anggaran itu akan dipakai untuk mendukung riset di semua perguruan tinggi. Menurutnya, perguruan tinggi harus menjadi pihak yang berperan dalam pengembangan penelitian.
Dia menilai hal itu bisa dilakukan bila ada anggaran memadai. Jokowi menegaskan penambahan anggaran itu harus segera dilakukan.
"Entah itu 01, entah itu 02, itu entah 03 (yang menang pilpres), tetapi dimulai dulu. Enggak mungkin kalau Pak Nadiem sudah menambahkan banyak, presiden yang akan datang motong, enggak berani," ujar Jokowi.
Jokowi juga mengkaji penambahan anggaran untuk mendorong penambahan lulusan S2 dan S3. Di mengatakan rasio lulusan pascasarjana di Indonesia masih sangat kecil.
Ia menyebut perbandingan lulusan S2 dan S3 di Indonesia terhadap penduduk produktif cuma 0,45 persen. Jokowi menyebut rasio di Malaysia dan Vietnam sudah mencapai 2,43 persen.
"Saya minggu ini akan rapatkan ini dan mengambil kebijakan, policy, untuk mengejar angka yang masih 0,45 persen," ungkap Jokowi.
(dhf/isn)